Menurut Sztompka, actor individual dapat dibagi menjadi tiga tipe. Pertama, rakyat biasa,orang yang hidup biasa-biasa saja, makan, minum, dan tidur seperti biasa. Yang kedua, adalah individu yang memiliki kualitas pribadi yang khas (pengetahuan, kecakapan, bakat, keterampilan, kekuatan fisik, kecerdikan, ataupun kharisma), bertindak mewakili orang lain, atau atas nama mereka, atau untuk kepentingan mereka, seperti, nabi, pemimpin, ideology, kepala suku, dan lain-lain. Tipe ketiga adalah orang yang memiliki posisi luar biasa karena mendapat hak istimewa tertentu. Peran mereka memungkinkan tindakan yang mempengaruhi orang lain, menentukan nasib orang lain (keputusan yang dibuatnya mengikat orang lain). Tipe ketiga ini adalah raja, dictator, anggota badan legislating, manejer, dll.Ketiga tipe tersebut, actor individual memilikin kontribusi sendiri sebagai agen perubahan dalam perubahan social. Namun dari ketiga tipologi tersebut, yang memiliki kontribusi paling besar adalah tipe yang kedua dan ketiga, yaitu orang yang memiliki kualitas pribadi yang khas dan orang yang memiliki posisi luar biasa. Orang yang memiliki kualitas pribadi yang khas memiliki kontribusi dalam bidang pengetahuan maupun pembentukan dalam bidang lainnya. Seperti Copernicus yang telah merevolusioner ilmu, agama, maupun cara berpikir setelah penemuan astronominya, Columbus yang telah menemukan benua amerika, yang kini menjadi pusat peradaban dunia, James watt melalui penemuan prinsip mesin uap-nya telah merubah secara dramatis peradaban manusia yang mengikuti penemuannya, dan masih banyak lagi actor, yang memiliki kualitas khusus, yang memberikan kontribusinya dalam perubahan (meskipun biasanya mereka tidak menyadari akan terjadi perubahan yang besar akibat penemuannya).
Kemudian, adalah yang memiliki posisi luar biasa, yang memiliki kontribusi besar dalam perubahan social. Orang yang berada di tipe ini, dapat mempengaruhi perubahan social melalui keputusan-keputusan, atau kebijakan-kebijakannya, seperti membentuk cara-cara baru dalam hal berdagang, cara masyarakat memperoleh keadilan (melalui pengadilan), yang keputusannya harus diikuti oleh masyarakat luas (biasanya secara ‘memaksa’). Keputusan mereka dapat berakibat sangat besar, seperti yang dilakukan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono, dalam keputusannya menaikkan harga BBM. Keputusannya dapat berpengaruh di semua aspek kehidupan masyarakat, terutama rakyat kecil. Kenaikan harga BBM juga dapat memicu kenaikan harga bahan pokok yang lainnya. Tentu saja hal ini akan membuat para rakyat kecil semakin susah untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari, karena semakin mahalnya kebutuhan hidup.
No comments:
Post a Comment