A. Pendahuluan
Pengertian Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani. Yaitu, Polis yang berarti Kota
atau Negara Kota. Kemudian
arti itu berkembang menjadi Polites yang berarti Warganegara, Politeia yang
berarti semua yang berhubungan dengan negara, Politika yang berarti
pemerintahan negara, dan Politikos yang berarti
kewarganegaraan.
Aristoteles dapat dianggap sebagai orang pertama yang
memperkenalkan kata politik melalui pengamatannya tentang manusia yang ia sebut
zoon politikon. Dengan istilah itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat kehidupan
sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti
akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai
kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia
mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih
kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar
menerima pandangannya.
Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan
individu dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui
interaksi politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu
kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk tujuan
negara. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu
kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut
segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power),
pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy, beleid), dan
pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).
Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari
sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decision
making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut
seleksi terhadap beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari
tujuan-tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan
itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut
pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) dari
sumber-sumber (resources) yang ada.
Untuk bisa berperan aktif
melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan (power) dan
kewenangan (authority) yang akan digunakan baik untuk membina kerjasama maupun
untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses itu. Cara-cara
yang digunakan dapat bersifat meyakinkan (persuasive) dan jika perlu bersifat
paksaan (coercion). Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya merupakan
perumusan keinginan (statement of intent) belaka.
Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang
dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya
berkisar di lingkungan kekuasaannegara atau tindakan-tindakan yang
dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia
sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun
dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut
tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi
seseorang (private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok,
termasuk partai politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (individu).
Pengertian Media
Secara Bahasa, Kata Media
berasal dari bahasa Latin "Medius" yang berarti tengah, perantara
atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Pengertian
Media menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4), Media merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Hamidjojo dalam Latuheru
(1993), memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan
oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat
sehingga dapat sampai ke penerima yang dituju.
Contoh-contoh Media antara
Lain: Televisi, Radio, Film, Gambar yang di proyeksi, OHP, LCD, dan lain-lain.
B. Peran
Media Massa dalam Politik
Hubungan antara media dan politik adalah
hubungan yang saling membutuhkan. Para pelaku politik membutuhkan media untuk
mempublikasikan kebaikan partai politiknya atau bahkan menggunakannya sebagai
tempat mengkampanyekan partai politiknya. Namun yang akan dibahas di sini
adalah sejauh mana peran media turut andil dalam politik.
Media massa, baik cetak maupun elektronik,
merupakan media informasi bagi masyarakat yang berguna sebagai sarana pemberi
informasi kepada masyarakat, saat ini bukan hanya dimanfaatkan sebagai media
untuk menyampaikan informasi terkini tentang kejadian yang terjadi di
masyarakat, namun juga digunakan sebagai sarana komunikasi politik.
Para Pelaku politik menggunakan Media Massa
sebagai sarana untuk menyampaikan visi misi dari suatu partai politik atau para
calon pemimpin yang sedang berkampanye. Para pelaku politik tersebut cenderung
untuk menunjukkan citra yang baik dari partai politik atau individu pelaku
politik.
Iklan
Politik
Iklan
awalnya hadir dalam industri jasa dan bisnis, baik menyangkut penjualan barang
dan jasa maupun penguatan opini dan image. Pada masa kini, iklan benar-benar
menjadi daya tarik masyarakat Indonesia dan diperbincangkan dengan hangat
terutama di masa-masa Pemilu 1999.
Iklan politik memang bukanlah
sesuatu yang baru. Iklan politik hadir dalam setiap lima tahun sekali ketika
dilaksanakan pemilihan umum para wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat. Hanya perbedaannya terletak pada iklan politik yang muncul selama
kampanye Pemilu 1999 jauh lebih meriah. Kebebasan informasi yang ditandai
dengan munculnya era Reformasi membuat bermacam-macam media, baik media cetak
maupun media eletronik menjadi sarana efektif untuk berkampanye. Bahkan dikatakan
Setiyono, jauh lebih efektif dibandingkan dengan pengerahan massa, meskipun model
lama tersebut masih tetap digunakan selama kampanye Pemilu.
Iklan politik yang digunakan oleh pelaku politik
dapat mempengaruhi pilihan calon pemilih karena calon pemilih dapat lebih
banyak mengetahui visi misi dari calon wakil rakyat. Hal tersebut lebih
menguntungkan para pelaku politik dibandingkan pada saat kampanye yang
dilakukan hanya berupa pamflen dan baliho di pinggir jalan.
Pelaku Politik yang Memiliki Media
Massa
Hubungan
antara politik dan media juga terlihat pada pemilik media yang memanfaatkan
media massa yang dia miliki untuk mempromosikan partai politik, yang juga
partai politik yang pemilik media tersebut miliki.
Ada beberapa pemimpin partai politik yang memiliki
media massa swasta di Indonesia. Pemimpin Partai Politik tersebut salah satu
nya adalah Surya Paloh. Surya Paloh adalah pemilik dari Media Group, yang juga adalah
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi Partai
Nasional Demokrat karena mereka dapat mengontrol berita yang disampaikan kepada
public, apakah berita tersebut dapat menguntungkan bagi partai nya atau tidak.
Sebagian besar berita yang disajikan oleh Metro TV
(stasiun Televisi milik Media Group) cenderung menunjukkan kekurangan dari
pemerintah, baik itu kebijakan yang cenderung menyusahkan rakyat maupun
kelemahan-kelemahan dari Presiden saat ini, yan notabene adalah lawan politik
nya.
Berita-berita yang menunjukkan keburukan dari
Presiden maupun lawan politik dari Surya Paloh atau Partai Nasional Demokrat
tersebut dapat mempengaruhi penilaian publik terhadap kinerja dan kualitas
kerja lawan politik nya. Dan pemberitaan yang menunjukkan kebaikkan dari partai
Nasional Demokrat dapat memberikan penilaian yang baik terhadap public, dan
tentu saja akan menguntungkannya.
Hal tersebut akan berdampak pada saat Partai
Nasional Demokrat terjun dalam pemilihan umum. Pemilih yang menjadi pemirsa
dari Metro TV akan cenderung memilih calon dari Partai Nasional Demokrat karena
pemilih tersebut telah disuguhi berita-berita yang dapat mempengaruhi
pilihannya menjadi memilih Partai Nasional Demokrat (meskipun hal tersebut
belum bisa dipastikan).
C.
Kesimpulan
Hubungan antara media
dan politik sangat terlihat pada saat ini melalui media massa cetak maupun
elektronik. Hubungan yang paling jelas terlihat adalah pada saat menjelang
pemilu, iklan politik memenuhi media massa cetak maupun elektronik. Hampir di
seluruh stasiun televisi, iklan politik ditayangkan di antara iklan-iklan
produk barang atau jasa sehari-hari. Kampanye dengan menggunakan iklan politik
di media massa, terutama televisi, dapat lebih menguntungkan para calon wakil
rakyat dibandingkan kampanye dengan menggunakan pamphlet dan baliho yang
disebar di pinggir jalan, karena calon pemilih dapat mengetahui lebih banyak
tentang visi misi dari para calon wakil rakyat.
Hubungan antara media
dan politik juga terlihat pada pemilik media massa yang memanfaatkan media
massa nya untuk mempromosikan partai politik miliknya. Cara mempromosikan
partai politik tersebut bukan hanya dengan iklan politik, namun juga
memanfaatkan pemberitaan yang ada di dalam media massa tersebut. Pemberitaan
tersebut dapat dimanfaatkan dengan memberikan berita tentang keburukan dari
lawan politik nya, dan memberikan berita yang berisi kebaikan dari partai
politiknya.
Daftar Pustaka
Danial, Akhmad. 2009. Iklan Politik Televisi: Moderenisasi Kampanye
Politik Pasca Orde baru. Yogyakarta: LKiS.
Canggara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik :
Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers.
Hamad, Ibnu.
2004. Konstruksi Realitas
Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap
berita-berita politik. Jakarta: Granit.
Aminah, Siti. Politik media, Demokrasi Dan Media politik, (online), (http://journal.unair.ac.id/filerPDF/POLITIK%20MEDIA,%20%20DEMOKRASI.pdf , diakses sejak 8 November
2012)
Carapedia. 2012. Pengertian dan Definisi Politik Menurut Para Ahli,
(online), (http://carapedia.com/pengertian_definisi_politik_menurut_para_ahli_info483.html, diakses sejak 8 November 2012)
0 comments:
Post a Comment